Keseruan Kelas B di Acara Bimtek Fasilitator Literasi
Saya tidak
tahu harus mulai dari mana. Cerita tentang hebohnya para pegiat literasi yang
berkumpul di Yogyakarta. Menghadiri Bimbingan Teknis Fasilitator Literasi
Regional Jawa, di Hotel Grand Inna Malioboro.
Acara yang
berlangsung 5 hari ini (29 April-3 Mei 2019) diselenggarakan oleh Kemendikbud
dan Balai Bahasa. 80 orang dari tiap daerah bertemu. Mereka dibagi dalam 2
kelas. Kelas A untuk para guru bahasa Indonesia, sementara kelas B untuk pegiat
literasi.
Sebagai wakil
dari Forum Lingkar Pena Jawa Timur, saya tergabung di kelas B. Ada 40 orang. Namun
nyaris tak ada yang saya kenal. Ada yang sudah berteman di FB namun tak pernah
ketemu muka, ada pula yang saya kenal nama hanya dari karya-karyanya.
![]() |
Hari pertama terlihat tegang dan serius |
Hari
pertama, semula berlangsung baik-baik saja. Aman terkendali. Semua menyimak
materi penting yang disajikan Mbak Asri Rahmawati (Achi TM) tentang Gerakan
Literasi dan Bagaimana Cara Mengelola Komunitas Literasi. Mungkin karena masih
jaim, ditambah faktor kelelahan setelah perjalanan panjang dari tempatnya
masih-masing. Jadi kami tampak “khusyuk” sambil terkantuk-kantuk.
Hari kedua,
kelas B mulai menunjukkan jati dirinya. Haha. Dimulai dengan diskusi yang
dibagi ke dalam 5 kelompok. Tantangannya adalah memberikan solusi untuk studi
kasus tertentu. Apa yang harus dilakukan sebagai pegiat literasi atau pegiat
TBM untuk memajukan literasi di daerah tersebut. Perwakilan kelompok kemudian
diminta maju untuk presentasi.
Saya tampil
mewakili kelompok 5. Kasus yang harus kami pikirkan adalah bagaimana memajukan
literasi di sebuah pulau terpencil yang anak-anak mudanya pergi merantau.
Padahal pulau itu memiliki potensi ikan yang cukup besar.
Saat
diskusi, ide-ide konyol dan unik mulai berkeliaran. Hingga kami sepakat.
Festival Literasi Kampung Ikan! Bazar beragama jenis ikan, mengundang pejabat
dan tokoh publik, kapal-kapal dihias dengan quote tentang literasi,
perpustakaan mini di dalam perahu, berbagai macam lomba dan lain-lain.
Keriuhan mulai
terjadi. Celetukan-celetukan dan komentar yang out of the box serentak mengundang tawa seisi kelas. Suasana
menjadi begitu cair dan riang.
Hari ketiga
hingga hari terakhir, kelas menjadi semakin hidup. Meski tes dan tugas datang
bertubi-tubi, kami mengerjakannya dengan senang hati. Puncaknya, kami diminta
presentasi 15 menit tentang rencana aksi literasi yang akan dilakukan.
Setiap
peserta tampil, tak luput dari “bully”. Pasti ada aja yang dikomentari. Mulai
ledekan, celetukan, hingga guyonan segar dari peserta lain yang menyulap ruang
presentasi seolah panggung stand up
comedy.
Itu baru di
kelas. Di grup WA lebih heboh lagi. Meski di grup itu juga ada peserta dari
kelas A, tapi peserta kelas B selalu mendominasi. Banyolan-banyolan singkat,
foto-foto dan video yang seabrek hingga membuat memori HP saya penuh. Konon
kelas A merasa termarjinalkan, hingga membuat grup sendiri. Hehe.
Di kelas B
yang orang-orang kreatif itu juga ada drama yang mengharu-biru dan mungkin akan
dikenang sepanjang masa (huhuhu). Itulah kisah Imam dan Aisyah. Bermula dari
pantun Imam yang membuat heboh seisi kelas, satu
titik dua koma, Aisyah cantik siapa yang punya. “Perjodohan” pun dimulai.
Tiap nama Aisyah disebut, sontak peserta menoleh ke arah Imam yang spontan
bereaksi dengan acting paling manis. Hahaha.
Tapi “drama”
singkat itu berakhir tragis. Konon, Imam ditikung dari belakang oleh teman satu
provinsi. Yah, begitulah ulah anak-anak seni yang kelebihan ekpresi. Selalu menemukan
cara untuk membuat orang lain bahagia.
Bimtek
Fasilitator Literasi di Yogyakarta menyisakan banyak kenangan. Tidak hanya
meraup banyak ilmu tentang dunia baca-tulis, lebih dari itu adalah
persahabatan. “Sesuatu yang lebih mahal dari sekadar sertifikat,” kata Syaeful,
pengelola TBM Jlengoan, yang juga menjadi salah satu aktor utama dalam
kehebohan akut di kelas B.
Ngopi
bareng, berenang, bernyanyi bersama, sepedaan, jalan-jalan naik dokar, sungguh
menjadi pengalaman tak terlupakan. Literasi menyatukan hati-hati kami. Semoga
kelak pun menguatkan aksi dengan saling berbagi.
Sidoarjo, 6
Mei 2019
0 Response to "Keseruan Kelas B di Acara Bimtek Fasilitator Literasi"
Posting Komentar