Iqro My Universe, Motivasi Dosis Tinggi Meraih Mimpi
Aqilla (Aisha
Nurra Datau) sedih dan kecewa. Semangatnya untuk ikut lomba vlog yang diadakan
LAPAN, seakan sirna. Kakeknya yang seorang astronom, harus bertugas ke luar
negeri. Padahal rencananya, Aqilla ingin Opa Wibowo (Cok Simbara) yang jadi
nara sumber untuk vlognya nanti. “Coba Opa gak ke luar negeri, pasti vlogku
akan keren banget. Opa kan astronom hebat.”
Lomba itu
sangat berharga bagi Aqilla. Hadiah utamanya, diundang untuk mengunjungi
observatorium luar angkasa di Inggris. Itu adalah impiannya. Impian seorang
gadis remaja yang bercita-cita menjadi astronot.
Di tengah
kegundahannya, Aqilla mendapat kiriman paket dari Kak Raudah (Adhitya Putri).
Sebuah buku. Di covernya tertulis sebuah nama: Tsurayya. Aqilla tersenyum
cerah.
Inilah awal
dari perjuangan Aqilla mewujudkan mimpi-mimpinya, yang disajikan dengan apik
dalam film Iqro My Universe ini.
Membedah Sosok Aqilla
Sosok
Aqilla dalam Iqro My Universe mengingatkan saya pada Akeela dalam film Akeela
and The Bee. Keduanya sama-sama gadis remaja, sama-sama memiliki motivasi yang
tinggi untuk menjadi juara. Sama-sama pantang menyerah. Kalau Akeela memiliki
pelatih bernama Profesor Larabee untuk memenangkan kontes mengeja, Aqilla dalam
Iqro My Universe punya Bu Tsurayya (Maudy Koenaedi), salah satu astronot
Indonesia yang menjadi narasumber vlognya. Darinya, Aqilla banyak belajar. Bukan
hanya tentang bagaimana perjuangan menjadi astronot, tapi juga bagaimana
mensyukuri karunia Tuhan yang begitu sempurna.
Aqilla,
gadis yang memiliki kemauan kuat. Ia selalu ingin menjadi yang terbaik. Tetapi
ia selalu kalah oleh teman sekelasnya, June (Azra Mayraina). Terlihat,
bagaimana ia ingin mengalahkan June, dalam lomba vlog yang diadakan LAPAN itu. Ia
ingin menang. Maka ia harus mencari orang hebat yang bisa membantunya. Jelas
sekali, motivasi dosis tinggi yang dimiliki Aqilla bersumber dari banyak hal:
keinginannya menjadi astronot, keinginannya mengunjungi observatorium luar
angkasa, keinginan untuk menang, dan kenangan-kenangan masa kecil bersama
kakeknya yang seorang astronom. Ditambah tantangan dari bu Tsurayya. Syarat
terakhir yang diminta Bu Tsurayya, dipenuhi oleh Aqilla, setelah melewati usaha
yang luar biasa. Membawa bunga krisan.
Begitu
Aqilla menyodorkan bunga itu ke hdapan bu Tsurayya, ia langsung bertanya tak
sabar, “Jadi, apakah boleh?” saya tertawa ketika sampai pada adegan ini. Itulah
karakter Aqilla yang lain. To the point.
Fokus pada persoalan. Tidak ragu-ragu. Berani sekaligus percaya diri.
Aisha Nurra
Datau memerankan sosok Aqilla dengan sangat baik. Nyaris tak ada bagian yang
bisa saya kritisi. Karakter Aqilla selayaknya gadis remaja pada umumnya. Tak sempurna.
Justru itu yang membuat film ini terkesan natural. Seperti, ketika Aqilla tidak
mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik, ketika ia dimarahi oleh mamanya dan
kemudian mengendap-endap pergi menemui Bu Tsurayya tanpa izin, lalu berbohong.
Itu satu
sisi. Namun sisi lainnya, ini kurang bagus juga kalau ditonton anak-anak
kemudian mereka mengambil kesimpulan bahwa dalam perjuangan meraih impian,
apapun termasuk berkata bohong juga diperbolehkan.
Akhir-akhir
ini saya sedang menekankan pentingnya kejujuran pada anak saya. Terutama jujur
kepada orangtua. Saya juga selalu memotivasi agar melakukan setiap aktivitas
apapun, yang menjadi tugas dan tanggungjawab kita, dengan sebaik-baiknya. Tapi,
kalau sosok Aqilla dibuat sesempurna itu, tentu ceritanya juga kurang seru.
Jalan tengahnya, memang perlu diskusi dan pendampingan dari orangtua untuk
menjelaskan, selepas menonton.
Perjuangan dan Rencana Tuhan
“Aku sedih
bukan karena gak menang kompetisi, tapi karena kehilangan kenangan yang membuatku
termotivasi.”
Aqilla
mengatakan itu pada opanya, dengan mata berkaca-kaca. Di dalam ponselnya
tersimpan rekaman video bersama bu Tsurayya yang akan ia jadikan vlog. Tapi
ponselnya rusak setelah dicemplungkan ke dalam mini akuarium oleh adiknya yang
masih kecil.
“Kalau aku
lagi malas,” kata Aqilla, “Video itu akan membuatku bersemangat lagi, dan
mengingat impianku menjadi astronot.”
Ini satu
hal lagi yang menarik dari sosok Aqilla. Ia tahu bagaimana memotivasi dirinya.
Ia tahu bahwa setiap impian itu tidak diraih dengan mudah. Karena itu, ketika
ia nekad pergi menemui bu Tsurayya, lalu setengah dicuekin, ia tetap berusaha. Bahkan
ketika bu Tsurayya memberikan beberapa syarat yang harus ia kerjakan, ia
menyambutnya dengan sangat senang.
Perjuangan.
Ia harus ditempuh oleh setiap orang yang memiliki impian. Berusaha semaksimal
mungkin, mengerahkan seluruh daya dan upaya.
Tetapi
ingat, bukan perjuangan itu yang mengantarkan seseorang meraih impiannya.
Melainkan berkat karunia Tuhanlah semua itu bisa terwujud. Aqilla sudah
berjuang, tetapi kemudian ia gagal mengikuti kompetisi. Rupanya, Allah punya skenario
lain di luar dugaan. Sebuah happy ending
yang manis, yang disuguhkan oleh Iqbal Alfajri dalam film Iqro My Universe ini.
Bumi adalah Tempat yang Sempurna
“Jadi kapan
manusia akan tinggal di luar angkasa?”
“Bisa kan
manusia tinggal di sana?”
Bu Tsurayya
ditodong sejumlah pertanyaan itu oleh Aqilla. Yang kemudian dijawab dalam
sebuah pesan eletronik. Pesannya, “Aqilla, bumi adalah tempat yang sempurna.”
Ya, bumi adalah tempat yang sempurna yang disediakan Tuhan untuk manusia.
Manusia lahir di bumi dan akan dikubur di bumi. Kita harus mensyukuri karunia
ini.
Manusia
harus mengingat tempat asalnya, seperti Professor Wibowo yang merindukan
Indonesia saat ia berada di Inggris, saat ia berkata, “Negeriku memanggil
pulang…” Maka seperti itu pula Aqilla, ketika ia berkata, “Opa bertanya, gimana
kalau ketika kamu di planet luar angkasa tapi gak bisa balik lagi ke bumi? Aku
jelas gak mau…”
Fauzi dan Hafalan Alquran
Fauzi
(Raihan Khan) adalah tokoh lain dalm film ini, dengan kisahnya sendiri. Meski
sosoknya tak kalah menginspirasi, tapi saya pikir, belum ada benang merah
antara kisahnya dengan kisah Aqilla. Keduanya hanya saling mengenal, itu saja,
entah sebagai apa.
Fauzi
adalah penghafal Aquran yang hidup bersama bapaknya, Bang Codet (Mike Lucock),
seorang mantan preman yang insaf. Mereka hidup dalam kondisi kurang mampu
secara ekonomi. Namun sebagai seorang ayah, Bang Codet ingin anaknya bersekolah
tinggi. Fauzi mendapat beasiswa di pesantren. Meski kemudian, ia membuat
keputusan mengejutkan. Keputusan yang membuat bapak ibunya kecewa.
Ada satu
adegan sekitar 2 menit, ketika Fauzi membaca surat Ar-Rahman, disimak oleh
Muzammil Hasballah, mengingatkan saya pada peristiwa 9 tahun lalu. Momen yang
paling mendebarkan dalam hidup saya. Akad nikah. Ar-Rahman, mahar yang saya bacakan
untuk istri. Sambil menangis pula saya membacanya, seperti Fauzi. Fabiayyi ‘ala’i rabbikuma tukadzdziban.
Ar-Rahman adalah surat indah dari Tuhan yang membuat kita selalu ingat betapa banyak
nikmat-Nya, tapi cinta kita kepada-Nya selalu kurang.
Jika Aqilla
diuji dengan kegagalannya, Fauzi diuji dengan kondisi ekonominya. Keduanya ingin
meraih mimpi. Tapi mampukan mereka meraih mimpi dengan ujiannya masing-masing?
Motivasi Dosis Tinggi
Saya sangat
merekomendasikan Film Iqro My Universe ditonton oleh semau kalangan, semua
usia. Ajak semua keluarga ikut serta. Bairkan anak-anak belajar, pada Aqilla,
tentang bagaimana perjuangan meraih impian itu. Belajar pada Aqilla untuk tak
cengeng dan menyerah pada kesedihan. Lihat, Aqilla sedih ketika ponselnya
rusak, tapi kesedihannya hanya sementara. Ia tak menangis. Apalagi sampai
mengamuk. Padahal itu sesuatu yang sangat berharga baginya.
Satu-satunya
adegan menangis, yang membuat saya juga turut menangis, saat ia menonton vlog
bu Tsurayya. Vlog yang spesial dibuat khusus untuk Aqilla. Untuk segala
perjuangan Aqilla. Untuk mimpi-mimpinya mengunjungi luar angkasa.
Semoga
setelah menonton film ini, kita selalu menjadi lebih baik dalam segala hal. Berlomba-lomba
dalam kebaikan. Tak mudah menyerah. Selalu berprasangka baik pada Tuhan. Yakinlah,
akan ada kejutan-kejutan, ketika kita memeluk mimpi-mimpi itu dan merawatnya
dengan segenap kemampuan.
Ohya, ada
banyak artis yang main dalam film ini. Salah satunya, artis favorit saya, Astri
Ivo yang berperan sebagai istri dari Opa Wibowo. Adityawarman sebagai Si Pikun,
juga Ben Kasyafani sebagai Papa Aqilla. Aktingnya tentu sudah tidak diragukan
lagi.
Soundtrack
film Iqro My Universe juga bagus. Untuk Semesta, dinyanyikan oleh Lana
Nitibaskara.
“Untuk alam semesta. Dengan hati dan pikir mulia. Untuk
bumi dan seisinya kan tetap selalu kujaga.”
0 Response to "Iqro My Universe, Motivasi Dosis Tinggi Meraih Mimpi "
Posting Komentar