Workshop Menulis Cerpen di Pondok Pesantren Terpadu Al-Fauzan Lumajang
Mobil yang saya tumpangi berhenti tepat di pintu gerbang bertuliskan "Welcome to Al-Fauzan Islamic Boarding School". Saya melihat bangunan sekolah dua lantai dengan cat hijau kombinasi oranye. Tak salah lagi, inilah Pondok Pesatren Terpadu Al-Fauzan.
Hari itu, Sabtu, 28 September 2019, saya dan Bunda Novi diundang untuk membersamai adik-adik santri Al-Fauzan, memberikan resep-resep khusus menulis cerpen.
Pondok Pesantren Terpadu Al-Fauzan berlokasi di Jl. Letkol Slamet Wardoyo RT 01 RW 01 Labruk Lor, Lumajang.
Kami disambut oleh Ustadzah Naning Maryana, Kepala MTS Al-Fauzan di kantor. Sambil menunggu acara dimulai, kami berbincang sebentar.
Saya takjub mendengar penuturan Ustadzah Naning. Ternyata budaya literasi sudah sangat lekat di kalangan santri Pondok Pesantren Terpadu Al-Fauzan. Mereka sudah terbiasa dengan aktivitas membaca dan menulis. Mereka membuat komunitas-komunitas kepenulisan sendiri. Ada komunitas cerpen, komunitas puisi, dan komunitas jurnalistik. Dalam waktu dekat, para santri juga akan meluncurkan majalah sekolah bernama Majalah Al-Qudwah.
Perhatian sekolah untuk menumbuhkan budaya literasi santri juga tak kalah luar biasa. Ada sudut Taman Baca dan Taman Literasi yang memang disediakan sebagai ruang kreasi mereka.
"Di sana mereka kadang mengadakan pentas seni dan acara-acara kreatif lainnya," kata Ustadzah Naning.
Workshop Kepenulisan Cerpen yang kami hadiri juga salah satu bentuk kepedulian sekolah untuk meningkatkan minat dan prestasi santri dalam menulis. Pekan sebelumnya sudah sukses diadakan workshop menulis puisi, dan akan terus berlanjut untuk pekan-pekan berikutnya.
"Setiap siswa juga diwajibkan membaca minimal 4 buku dan membuat resensinya, sebagai syarat kelulusan," kata Ustadzah Naning. Jadi, kalau belum memenuhi syarat itu, siswa belum bisa lulus. Keren!
![]() |
Bunda Novi, Ibu Nyai Nur Ifadah, Rafif Amir |
Pantes santrinya banyak yang suka nulis, pengasuh pondok pesantrennya ternyata juga penulis.
Sekitar 200 santri yang terdiri dari siswa-siswi MTS dan MA mengikuti acara workshop dengan tertib. Tampak antusiasme dari wajah-wajah mereka. Seketika, saya seperti menangkap aura-aura penulis masa depan. Sungguh menyenangkan bisa berbagi ilmu pada mereka yang memiliki semangat tinggi untuk belajar.
Motivasi menulis dari Bunda Novi semakin meletupkan impian mereka menjadi penulis. Dilanjutkan dengan materi "Stimulating Idea" oleh saya, sekaligus mengulas kembali materi-materi dasar kepenulisan cerpen. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan cerpen oleh Bunda Novi yang kemudian dibedah bersama. Di sesi akhir, ada games menarik. Beberapa siswa diminta maju ke depan dan merangkai cerita secara spontan.
Beberapa kali saya membersamai siswa dalam workshop kepenulisan, tapi baru kali ini, di Pondok Pesantren Terpadu Al-Fauzan ini, 200 orang bisa tertib menyimak. Tak mudah mengendalikan siswa yang demikian banyak, tapi sepertinya karakter-karakter positif yang ditanamkan pesantren telah mengakar kuat dalam diri mereka. Shalih dan shalihah insya Allah.
12 Responses to "Workshop Menulis Cerpen di Pondok Pesantren Terpadu Al-Fauzan Lumajang"
Keren Kak bisa ngisi pelatihan menulis di pesantren. Para santri ini juga butuh ilmu menulis dari luar biar yg punya minat bs mengembangkan bakatnya.
Keren sekali saat ini budaya literasi juga harus dikenalkan ke santri, sehingga hasil karya yang diciptakan juga tak lepas tantang dunia santri.
Wah hebat sekali ada taman baca dan taman literasi, jadi inget sebuah pondok yg tak mengizinkan santrinya membaca fiksi...
keren pak bos, semakin terkenal sekarang ya. Kepak cahayanya semakin terang ini mah
Syarat kelulusannya perlu disadur tuh di sekolah2 lain..biar melek literasi baca tulis anak2 sekolahan itu.
sekali2 masuk ke sekolah yg lebih menantang mas. yg anaknya ngantukan, suka ngobrol sendiri, dll. lebih greget kali ya!
Alhamdulillah sekarang pesantren sudah terbuka terhadap cerpen. Pengaruh FLP dalam hal ini tidak main-main. Semoga kedepan makin bertambah budaya literasi dikalangan muslim
Alhamdulillah, sekarang di Aceh pun pesantrennya mulai melek literasi.
Ilmu tentang literasi menurut saya adalah ilmu yang mahal, semoga Allah balas dengan sebaik-baik balasan atas kesediaan Mas Rafif berbagi ilmu yang mahal ini. Apalagi pada anak-anak pesantren, semoga mereka jadi pejuang dakwah bil qolam yang tangguh.
Bahagia banget jika bertemu anak-anak yang semangat belajar menulisnya tinggi. Terasa seperti dapat suntikan energi positif
Di Jombang, hampir setiap pesantren punya komunitas penulis untuk para santrinya. Semoga budaya literasi tumbuh subur di kalangan santri!
Seru acaranya, pembicara dan peserta sama-sama bersemangat jadi suasananya hidup ya, semoga makin banyak santri yang suka menulis dan berkarya..
Posting Komentar