Berbagi Ilmu di Masa Pandemi
Pandemi banyak mengubah kebiasaan kita. Termasuk dalam
hal mencari ilmu dan berbagi ilmu. Hampir semuanya dilakukan secara online. Mulai dari kuliah, kajian,
pelatihan, hingga seminar hampir semuanya lewat media sosial. Setiap hari,
infonya berseliweran di beranda FB saya dan di grup-grup WhatsApp yang saya
ikuti. Mulai yang gratis sampai berbayar. Mulai yang pesertanya belasan hingga
ratusan. Mulai pembicara lokal hingga level internasional.
Tren kelas-kelas online
sebenarnya sudah muncul sejak lama. Hanya, saat ini mencapai puncaknya. Pandemi
membuat orang tak bisa kemana-mana. PSBB mengharuskan orang tetap di rumah
saja. Pertemuan yang melibatkan banyak orang dilarang. Kalau tetap nekad,
bisa-bisa dibubarkan paksa.
Jadi, ini pertemuan antara kreativitas dan momentum. Orang-orang
akan semakin terbiasa mengikuti dan mengisi kelas-kelas online seperti ini. Pelan-pelan akan menjadi habit. Dan saya yakin, jika nanti pandemi usai, kebiasaan ini tetap
akan terus berjalan.
Selama 3 bulan ini, saya pun merasakan serunya berbagi
lewat online ini. Mulai dari mengisi
kajian keluarga usai tarawih via Skype, kajian FLP via Whatsapp, kuliah
pranikah via Telegram, dan lain-lain. Semuanya dilakukan dari rumah. Bisa
sambil berbaring dan sarungan. Hehe. Yang terpenting, sinyal dan paket data dipastikan
cukup.
Hampir bisa dibilang tidak ada halangan yang berarti.
Berbeda dengan kelas offline yang
mungkin bisa saja pembicara datang terlambat, tempat yang belum siap, microphone yang rusak, LCD Projector yang gak nyala, dan lain
sebagainya. Di kelas online, peserta
rata-rata lebih berani bertanya—mungkin karena tak kelihatan muka—sehingga
cenderung lebih hidup dan dinamis.
Hanya seringkali dalam kelas online, peserta tidak mengikuti kelas secara penuh. Keluar-masuk
aplikasi. Atau bahkan, baru baca ratusan chat materi dan tanya-jawab setelah
kelas usai. Menurut saya, inilah kekurangannya. Kalau ada aplikasi yang bisa
menghapus otomatis semua chat begitu kelas bubar, mungkin akan menarik dan
lebih menantang. Sehingga peserta yang sudah ikut tidak menyepelekan
kehadirannya di kelas.
Sebagian besar materi yang saya berikan di kajian
maupun kuliah online berbentuk teks
tertulis. Saya lebih suka teks. Sudah terbiasa menulis ribuan kata dalam sehari
lewat HP. Jadi tidak ada kesulitan. Justru saya agak kesulitan saat membuat
materi kuliah pranikah dengan rekaman audio. Tidak terbiasa sehingga beberapa
kali salah. Grogi, mungkin lebih tepatnya. Lebih grogi lagi kalau rekaman
video. Hehe. Tapi biasanya awal-awal. Ya, semacam “demam panggung”, setelah itu
lancar aman terkendali.
Berbagi di kelas online
sebenarnya bukan hal yang baru bagi saya. Justru sudah menjadi rutinitas
sehari-hari. Saya mengampu secara intensif kelas 60 Hari Menulis Buku (#60HMB)Smile yang saya dirikan. Penyampaian materi, bedah naskah, tanya jawab, semua
dilakukan via online lewat grup
WhatsApp. Alhamdulillah berjalan lancar. Sampai sekarang sudah masuk batch 4.
Hanya aja, biasanya, setelah naskah alumni kelas
#60HMB terbit, saya akan merancang launching offline. Namun, karena situasi pandemi saat ini tidak memungkinkan,
akhirnya launching diadakan via online.
Secara biaya, tentu saja lebih murah. Hanya mungkin keluar biaya untuk desain
poster. Karena itu, seminar online ini
kami buat gratis untuk umum.
Banyak cara untuk berbagi ilmu di masa pandemi ini.
Bisa juga sambil beramal. Seperti yang dilakukan teman-teman FLP. Membuat
Kulwaap. Syarat untuk ikut kulwaap harus berdonasi dulu. Donasi akan digunakan
untuk membantu mereka yang terdampak Covid-19. Alhamdulillah, semuanya bisa
ikut berbagi secara simultan. Pembicara bisa berbagi ilmu. Peserta berbagi
harta lewat donasi dan mendapatkan materi gratis. Teman-teman FLP berbagi
tenaga dan waktunya untuk memoderasi dan mempromokan acara.
Luar biasa kan?
Bukti, bahwa meski hanya #dirumahaja, kita bisa
memaksimalkan potensi kita untuk berbagi sebanyak-banyaknya. Tidak harus harta,
bisa berupa ilmu. Dan MasyaAllah, jika ilmu itu bermanfaat maka akan jadi amal
jariyah yang tak putus-putus.
#bersemadi_harike10
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
0 Response to "Berbagi Ilmu di Masa Pandemi"
Posting Komentar