Berbagi Takjil dan Buka Puasa untuk Tetangga
Meski masih dalam suasana pandemi Covid-19, tradisi
yang baik di Bulan Ramadan jangan sampai dihilangkan. Salah satunya adalah
berbagi takjil dan buka puasa untuk tetangga.
Sejak masih di rumah lama, sudah menjadi kebiasaan bagi
kami tiap Ramadan, membagikan kue dan makanan pada tetangga, untuk hidangan
berbuka. Kami ingin mendapatkan pahala puasa mereka tanpa mengurangi pahala
mereka sedikit pun. Demikian kurang lebihnya, kata sebuah hadis yang saya
dengar.
Bayangkan, jika memberikan satu saja takjil pada satu
orang, kita mendapatkan dua pahala puasa. Pahala puasa kita dan pahala puasa
orang lain. Bagaimana kalau ada sepuluh. Bagaimana kalau ada dua puluh.
Alangkah beruntungnya kita. Oleh karena itu, kesempatan ini tak boleh kami
sia-siakan.
Saya, istri, dan Safa sudah merancangnya. Nasi kotak
sudah dipesan. Kue juga sudah dipesan. Hari-H datang. Safa ikut membagikannya
pada tetangga sekitar. Dia sangat senang. Tidak lupa tetap mengenakan masker. Kesempatan
buatnya bertemu dengan teman-teman sepermainan. Sejak pandemi Covid-19, mereka
sudah tak bisa leluasa lagi bermain seperti sebelumnya. Sama-sama menjaga dan
menerapkan physical distancing.
Saya sendiri tidak bisa ikut antar-antar, karena harus
mengirim pesanan buku beberapa pelanggan. Cukup memantau dari jauh. Hehe.
Alhamdulillah, tersampaikan semua dengan lancar. Dapat bonus dua kotak,
sehingga kami jadikan santap buka puasa bersama di rumah.
![]() |
Safa bertemu teman sepermainan |
Plus istri dapat durian juga. Ternyata beli dari
tetangga sebelah yang jualan durian. Pas malam hari memang wanginya semerbak
tercium sampai rumah kami. Rasanya manis, harganya murah. Ada lagi es cincau
dan kue-kue seperti roti dan pastel. Alhamdulillah, biasanya menu buka puasa kami
tak sebanyak ini.
“Berkah bagi-bagi,” kata Safa. MasyaAllah. Rezeki
dunia dapat, rezeki akhirat berupa pahala juga dapat insyaAllah. Sungguh kesenangan
yang berlipat. Belum lagi, kebahagiaan yang kami rasakan dengan berbagi itu.
Ketika belum masa pandemi seperti sekarang, di rumah
lama dulu, kami bahkan dapat jadwal berbagi takjil di masjid setiap minggu.
Biasanya, kami tinggal pesan menunya ke teman dan langsung kami antar ke masjid.
Tetapi sekali-kali juga bikin sendiri. Meski agak rempong, namun seru dan
berkesan. Apalagi kalau ternyata kue dan minumannya enak banget. Lalu jamaah
ifthar mengapresiasinya, sungguh bikin berlipat kebahagiaan yang kami rasakan.
Tetapi lebih dari itu, sesungguhnya tidak lain yang
kami harapkan, kecuali Allah mencatat itu semua sebagai tabungan pahala bagi
kami kelak di yaumil hisab. Hari-hari
yang sangat berat. Semoga menjadi pemberat timbangan amal baik kami. Meski kami
sadar, apa yang kami lakukan masih terlalu kecil. Namun kami berharap balasan
berlipat dari Allah SWT.
Sungguh tak ada ruginya berbagi. Tak ada ruginya
bersedekah. Kata lagu yang dibawakan Opick, “Takkan berkurang harta yang
(di)sedekah(kan), akan bertambah, akan bertambah.” Dan kita belum pernah
melihat ada orang yang jatuh miskin karena banyak bersedekah. Hanya memang
perlu keyakinan dalam diri kita, ditambah tekad, dan cara agar sedekah bukan
menjadi sesuatu yang memberatkan.
Kami sendiri punya program untuk itu. Saya mengajak
istri dan Safa untuk mengisi kaleng infaq, setiap kali kami tidak mematuhi
aturan atau tidak melaksanakan program Ramadan yang sudah disepakati bersama. Sejak
bangun pagi sampai tidur malam. Setelah terkumpul banyak, uang itu yang kami
gunakan untuk bersedekah. Bisa berupa takjil atau sembako untuk orang-orang
yang kurang mampu.
Ramadan bukan hanya momentum untuk melatih kesabaran,
tetapi juga momentum untuk mengasah empati dan kepedulian untuk berbagi.
Semoga Allah masih memberikan kesempatan untuk kami
bertemu lagi dengan Ramadan tahun depan, sehingga kami bisa bagi takjil lagi. Kalau
sekarang masih lingkup RT, mudah-mudahan tahun depan bisa lebih banyak lagi.
Aamiin.
#bersemadi_harike6
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
0 Response to "Berbagi Takjil dan Buka Puasa untuk Tetangga"
Posting Komentar